PEMALANG TEMPO DOELOE

Share on :
Jujur saja, meski banyak orang asli Pemalang merasa bangga dan cinta dengan ke-Pemalang-annya, namun sebagian besar dari orang-orang yang demikian itu tidak mengenal sejarah kampung halamannya sendiri. Mereka cukup familiar dengan sejarah Sriwijaya, Majapahit, bahkan sejarah asal muasal nama Surabaya. Namun apa hendak dikata, sejarah daerah asalnya sendiri tak begitu dipahaminya.
Wajar memang, mengingat sangat sedikitnya literatur tentang seluk beluk sejarah Pemalang. Bahkan, pelajaran sejarah di sekolah di seantero wilayah Kab. Pemalang pun luput membeberkan hal ini. Karenanya pantas jika banyak orang Pemalang yang blawur terhadap kisah dirinya sendiri ini.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya situs kesayangan kita ini mengetengahkan sebuah informasi penting tentang sejarah panjang berdirinya Kab. Pemalang. Agar kita wong Pemalang bisa lebih ‘ngeh’ tentang jati dirinya sendiri. Berikut ini adalah wajah Pemalang tempo doeloe yang diambil dari Wikipedia.

* * *
Keberadaan Pemalang dapat dibuktikan berdasarkan berbagai temuan arkeologis pada masa prasejarah. Temuan itu berupa punden berundak dan pemandian di sebelah Barat Daya Kecamatan Moga. Patung Ganesa yang unik, lingga, kuburan dan batu nisan di desa Keropak. Selain itu bukti arkeologis yang menunjukkan adanya unsur-unsur kebudayaan Islam juga dapat dihubungkan seperti adanya kuburan Syech Maulana Maghribi di Kawedanan Comal. Kemudian adanya kuburan Rohidin, Sayyid Ngali paman dari Sunan Ampel yang juga memiliki misi untuk mengislamkan penduduk setempat.
Eksistensi Pemalang pada abad XVI dapat dihubungkan dengan catatan Rijklof Van Goens dan data di dalam buku W. Fruin Mees yang menyatakan bahwa pada tahun 1575 Pemalang merupakan salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau Jawa, yang dipimpin oleh seorang pangeran atau raja. Dalam perkembangan kemudian, Senopati dan Panembahan Sedo Krapyak dari Mataram menaklukan daerah-daerah tersebut, termasuk di dalamnya Pemalang. Sejak saat itu Pemalang menjadi daerah vasal Mataram yang diperintah oleh Pangeran atau Raja Vasal.
Pemalang dan Kendal pada masa sebelum abad XVII merupakan daerah yang lebih penting dibandingkan dengan Tegal, Pekalongan dan Semarang. Karena itu jalan raya yang menghubungkan daerah pantai utara dengan daerah pedalaman Jawa Tengah (Mataram) yang melintasi Pemalang dan Wiradesa dianggap sebagai jalan paling tua yang menghubungkan dua kawasan tersebut.
Populasi penduduk sebagai pemukiman di pedesaan yang telah teratur muncul pada periode abad awal Masehi hingga abad XIV dan XV, dan kemudian berkembang pesat pada abad XVI, yaitu pada masa meningkatnya perkembangan Islam di Jawa di bawah Kerajaan Demak, Cirebon dan kemudian Mataram.
Pada masa itu Pemalang telah berhasil membentuk pemerintahan tradisional pada sekitar tahun 1575. Tokoh yang asal mulanya dari Pajang bernama Pangeran Benawa. Pangeran uu asal mulanya adalah Raja Jipang yang menggantikan ayahnya yang telah mangkat yaitu Sultan Adiwijaya. Kedudukan raja ini didahului dengan suatu perseturuan sengit antara dirinya dan Aria Pangiri.
Sayang sekali Pangeran Benawa hanya dapat memerintah selama satu tahun. Pangeran Benawa meninggal dunia dan berdasarkan kepercayaan penduduk setempat menyatakan bahwa Pangeran Benawa meninggal di Pemalang, dan dimakamkan di Desa Penggarit (sekarang Taman Makam Pahlawan Penggarit).

Artikel Terkait:

{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }

Tambahkan Komentar Anda

Terimakasih sudah berkomentar dengan baik, sopan dan tidak mengandung spam di Blog, Silahkan Berkomentar Sesuai Artikel.
Maaf, memasukkan link ke dalam komentar akan DIHAPUS.

Regard's
=|| Arsha Wijaya ||=

Free SEO tools
 
Yahoo Messenger
Send Me IM!
Google Plus
Add Me To Your Circle!
Twitter
Follow Me!
Facebook
Add My Facebook

Mari Join

blog-indonesia.com

Komunitas

ASEAN Blogger
Cyber-PML Blog
Copyright 2012 Arsha Wijaya powered by Blogger - All Rights Reserved - Best View Using Nightly Build