Sejarah Pengembangan Sukhoi Superjet-100

Share on :
Sukhoi Superjet-100
 
Selama ini, Sukhoi dikenal sebagai produsen pesawat tempur. Namun, produsen asal Rusia itu juga memproduksi pesawat untuk penerbangan sipil.

Dan, pesawat sipil pertama yang dibuat Sukhoi itu adalah Superjet-100. Burung besi ini merupakan pesawat ukuran sedang. Pengembangannya dimulai sejak tahun 2000.
Mulanya, pesawat jenis ini diberi nama Russian Regional Jet (RRJ). Namun, pada pertengahan tahun 2006, nama itu diganti dengan Superjet-100. Alasannya, nama Superjet lebih bisa diterima pasar alias marketable.
Dikutip dari Ria Novosti, Jumat 10 Mei 2012, Sukhoi menggandeng berbagai pihak untuk pengembangan Superjet-100 ini, termasuk Boeing yang selama ini dikenal sebagai produsen pesawat penumpang ternama.

Perusahaan lain yang digaet adalah Finnmeccanica dari Italia sebagai investor utama, Snecma Prancis untuk mesin, Thales untuk avionik, dan Liebherr dari Jerman untuk sistem pendukung.

Pengembangan pesawat ini sempat mengalami keterlambatan dari jadwal semula karena penundaan sertivikasi sistem mesin. Diproduksi mulai 2007, SSJ-100 melakukan penerbaangan perdananya pada 2008.

Pesawat ini mendapat sertivikasi terbang dari Rusia pada 2011. Sementara, sertifikat dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa dikantongi pada Februari 2012 yang lalu.

Pesawat bermesin ganda ini bisa mengangkut hingga 100 penumpang. Kecepatan jelajahnya mencapai 828 kilometer per jam. Jangkauannya antara 3.000 hingga 4.500 kilometer, tergantung kapasitas tempat duduk.

Pengembangan Superjet-100 ini ditujukan untuk menggantikan Tu-134 dan Yak-42 dan bersaing dengan E-Jets Embraer Brazil dan Bombardier CRJ Kanada. Superjet-100 menawarkan alternatif yang lebih murah dari kedua pesawat yang berharga US$35 juta per unit.

Penjualan pesawat ini terbilang lambat, tapi pasti. Aerofolt Rusia telah mengoperasikan tujuh pesawat, sedangkan Armavia dari Armenia telah membeli satu pesawat. Kedua operator penerbangan itu tak menerbangkan pesawat-pesawat mereka setelah terjadi kecelakaan tragis di Indonesia.

Hingga saat ini, Sukhoi telah memperoleh order untuk membuat 168 Superjet-100, termasuk dari Transaero Rusia. Namun, setelah mengalami kecelakaan di Indonesia, belum jelas apakah ada pembatalan pemesanan pesawat-pesawat itu.


Artikel Terkait:

{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }

Tambahkan Komentar Anda

Terimakasih sudah berkomentar dengan baik, sopan dan tidak mengandung spam di Blog, Silahkan Berkomentar Sesuai Artikel.
Maaf, memasukkan link ke dalam komentar akan DIHAPUS.

Regard's
=|| Arsha Wijaya ||=

Free SEO tools
 
Yahoo Messenger
Send Me IM!
Google Plus
Add Me To Your Circle!
Twitter
Follow Me!
Facebook
Add My Facebook

Mari Join

blog-indonesia.com

Komunitas

ASEAN Blogger
Cyber-PML Blog
Copyright 2012 Arsha Wijaya powered by Blogger - All Rights Reserved - Best View Using Nightly Build